Jumat, 15 Juli 2011

Epistemologi

Permasalahan Metode
Permasalahan metode adalah satu dari permasalahan pokok dala Filsafat Ilmu, terutama pada masa perkembangan positivisme kelahiran ajaran-ajaran yang tumbuh setelahnya. Metode memegang peran penting dalam proses penggalian ilmu pengetahuan, karena paham-paham yang berkembang dalam filsafat pasca positivism mensyaratkan adanya satu validitas data yang akurat dan terpercaya, dan itu diyakini hanya dapat diperoleh melalui satu sistematisasi yang benar terkait metode dan/atau cara mendapatkannya.
Dari sudut pandang bahasa metode  berasal dari bahasa yunani “metodos”, terdiri dari unsur : “meta” berarti cara, perjalanan sesudah; dan “hovos” berarti : cara, perjalanan, arah. Metode adalah kajian atau telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa proses dan asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian dan kajian ilmiah. Ada dua metode ilmiah, yaitu : metode-metode ilmiah umum dan metode ilmiah khusus.
a.    Metode-metode Ilmiah Umum.
Metode umum disini merujuk pada metode ilmiah yang berlaku bagi semua ilmu dan bagi segala pengetahuan, maksudnya ada bagian metode ilmiah yang secara prinsipil dapat digunakan dan/atau berlaku bagi proses pencarian kebenaran di hampir semua[1] disiplin ilmu. Beberapa unsur metode yang berlaku secara umum dalam proses pencarian kebenaran, yakni :
a)      Beberapa unsur umum dalam subayek :
1.      Bertanya, bersikap ragu-ragu, pada umumnya sikap kritis, tidak apa-apa diterima begitu saja, atau dengan bebas dari penelitian.
2.      Penerapan dan pemahaman (rasional)
3.      Intuisi (konkret) dan abstraksi (konseptual)
4.      Refleksi (introspeksi, lebih subyektif), dan observasi, pengamatan, desperimen (ekstrospeksi, lebih obyektif).
b)      Beberapa unsur metodis umum :
Titik pangkal (aksioma), definisi, pembagian, hipotesis, contoh analogi, perbandingan, pembuktian, verifikasi.
c)      Dua situasi ilmiah yang berbeda :
1.      Metode penelitian (inventif) ; jalan tertentu untuk lebih mendasari atau untuk memperluaskan pengetahuan ilmiah.
2.      Metode pembicaraan (edukatif) ; jalan tertentu untuk mengajar dan mempelajari teori ilmiah yang sudah terbentuk.
d)     Dua pendekatan yang fundamental :
1.      Metode historis-elektif-eleminati : dipelajari aliran-aliran dan teori-teori pada bidang tertentu yang muncul sepanjang sejarah, dengan membandingkan dan menganalisisnya mereka disaring, sampai tinggalah teori yang dianggap paling memuaskan.
2.      Metode sistematis dalam diolog dengan aliran dan teori lain, secara sistematis-metodis dibangun teori yang meliputi semua segi dan soal pada bidang penelitian.
e)      Dua pengarahan penelitian yang fundamental :
1.      Metode aposteriori (kerap disebut “krisis”) ; hal yang menjadi titik tolak itu tergantung “adanya” dari hal yang dicari :
1.1. Analisis / reduksi structural
-          Dari keseluruhan komplekske bagian yang sederhana.
-          Dari fakta-fakta atau gejala hakikat atau syarat-syarat, ini kerap sama dengan;
1.2. Induksi
-          Dari yang singular ke yang universal
-          Dari yang khusus atau berdetail ke yang umum
1.3. Regeresi : dari akibat ke sebab :
-          Entah tetrospektif : dari “sekarang” ke “dahulu”
-          Entah dari penglihatan masa depan ke “sekarang”
2.      Metode apriori (kerap disebut “spekulatif”) : hal yang menjadi titik-tolak, menurut, “adanya” mendahului hal yang dicari :
2.1. Sintesa / produksi structural :
-          Dari bagian yang sederhana ke seluruhan kompleks
-          Dari hakikat atau syarat-syarat ke fakta-fakta atau gejala ini kerap sama dengan:
2.2.Deduksi :
-          Dari yang universal ke yang singular
-          Dari yang umum ke khusus atau mendetail
2.3.Progesi dari sebab ke akibat :
-          Entah evolituf : dari “dahulu” ke “sekarang”
-          Entah prospektif : dari “sekarang” ke “masa depan”
Segala unsure tersebut tidak dapat lepas satu sama lain. Mereka merupakan satu keutuhan yang kait mengait dan saling menentukan sebagai bagian-bagian dalam satu struktur. Unsur-unsur tersebut semua bersama ditemukan dalam segala gaya berfikir dan pada segala tarap pengetahuan. Mereka merupakan unsur-unsur hakiki, dan satu pun tidak dapat ditinggalkan. Maka tidak mengherankan bahwa unsure-unsur itu juga diuraikan dalam metodologi empiris dan dalam logika. Tetapi akhirnya justru filsafat (ilmu pengetahuan) harus memberikan penilaian definitif dan menentukan kedudukan tepat bagi unsure-unsur itu dalam struktur pengertian manusia (Bdk. Klaus-Buhr, Philosophisches Worterbuch, hlm. 352)
b.    Metode-metode Ilmiah Khusus.
 Metode khusus dalam ilmu pengetahuan pada asasnya lebih kepada penekanan pada satu hal yang sudah ada pada dasar metodologi umum, seperti halnya penekanan metodis antara teori pencarian kebenaran pada keilmuan pendidikan akan berbeda dengan penekanan metodic pada keilmuan hukum maupun social politik, karena titik tolak penggalian kebenarannya berbeda.


[1] Hampir semua, karena ada beberapa disiplin ilmu yang memiliki karakteristik khusus dan karenanya memiliki metode yang juga bersifat sui generis atau asli dan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar